Karya Madinah Bilqis Kirani (8C)
Di sebuah desa hidup seorang anak perempuan yang tinggal di sebuah rumah bersama ibu dan kucing peliharaannya yang bernama Zizi. Anak tersebut bernama Ariel, dia sangat baik hati dan penyayang.
Saat malam tiba, dia mendengar kisah yang diceritakan oleh ibunya, bahwa dahulu kala di sebuah kerajaan ada peri yang jahat ingin merusak bumi, akan tetapi ia diusir oleh ratu dari kerajaannya. Lalu peri itu pun pergi ke bulan dan menetap disana.
Saat itu Ariel pun termenung dan berpikir.
“Apakah di bulan itu memang ada peri? Kalau iya, aku ingin bertemu,” gumamnya.
Saat pagi tiba, Ariel dan kucingnya Zizi pergi ke air terjun di dalam hutan untuk bermain. Saat bermain, Ariel melihat cahaya di balik air terjun itu, lalu dia dan Zizi pergi mengikutinya.
Tak sadar mereka telah berlari terlalu jauh hingga tak tahu jalan kembali, mereka tak tahu kalau mereka ada di mana, tanah yang mereka injak sangat terang.
Disana mereka bertemu dengan seseorang, orang tersebut mempunyai sayap yang sangat berkilau. Ternyata orang tersebut adalah peri bulan. Ariel dan Zizi baru sadar bahwa air terjun tersebut adalah portal menuju bulan.
Ariel sangat terkejut.
“Wahh!! ternyata peri itu memang ada dan kamu tidak jahat, malahan kamu sangat ramah dan baik,” ucap Ariel.
Mereka pun saling berbincang dan tak sadar bahwa sudah lama Ariel dan Zizi tidak pulang, pasti ibunya khawatir.
Ariel pun memberitahu peri bulan bahwa dia ingin pulang, saat malam tiba peri bulan mengantar Ariel dan Zizi pulang.
“Tolong rahasiakan keberadaanku ya, karena aku tak ingin banyak orang yang tahu aku, cukup kamu saja yang tahu,” pinta peri bulan.
“Tentu saja aku akan merahasiakannya, maukah kamu menjadi sahabatku, peri?” ucap Ariel.
“Tentu saja, mungkin aku akan sangat merindukanmu,” ucap peri sambil pergi menjauh.
Akhirnya, Ariel dan peri bulan bersahabat, walaupun berjauhan tapi mereka tetap ingat satu sama lain tanpa berkomunikasi, itulah sahabat sejati tanpa harus selalu bersama.