Usaha, Doa, dan Prasangka

Karya Ifa Fatwa Anissa (9E)

Saat itu aku duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar dan guruku menyuruh aku mengikuti sebuah lomba. Nah di sini nih mulai pengalamannya. Hmm merasa tak percaya diri, malu, takut dimarahin guru kalau gak bisa pas latihan. Eh, tapi ngomong-ngomong tetep aku iya in aja.

Tapi aku mau sedikit bilang dimana pas latihan guru aku ngajarin dengan ekstra sabar sebut saja namanya Ibu Euis Eva Puspita guru muda, cantik, multitalenta. Ibu ngajarin banyak hal untuk aku agar memenangkan lombanya, tapi seringkali di setiap latihan Ibu selalu bilang

 “Kalau misal gak menang gakpapa ya, yang penting kita udah usaha. Jadi pengalaman aja, tetap tenang” ucapnya sambil tersenyum

Sampai sekarang aku mau lulus SMP, aku masih ingat kata-kata itu yang memotivasi dalam menjalani kehidupan menghadapi kegagalan. Bukan hanya Ibu Euis saja ada, guru lain yang ikut serta guru yang hebat ada Ibu Jojoh, Ibu Mela, Kepala Sekolah Pak Dodi saat itu dan guru-guru lainnya yang ikut mendukung.

Hmm saat itu sebelum lomba Bapak Kepala Sekolah mau melihat penampilanku. Aku merasa malu dan ingin kabur saja saat itu. Sampai saat ini aku masih malu deh kalau ingat. Saat lomba berlangsung aku sangat kesal dengan  teman-teman kelasku. Beberapa dari mereka melihat di jendela pakai bangku dan kursi, lalu beberapa dari mereka menjulurkan lidah ke arah ku meledèk maksudnya. Untung saja aku berhasil menahan ketawa saat tampil. Juri-juri bertepuk tangan aku merasa percaya diri akan menang dan Alhamdulillah aku berhasil meraih juara 1.

Setelah hari itu aku berlatih bersama guru-guru sampai saatnya lanjut ke kabupaten. Senangnya ketemu teman-teman baru. Setelah tampil kita mutusin untuk pulang tanpa menunggu diumumkan kejuaraan. Nah saat di perjalanan, Pak Dodi bilang kalau di pengumuman juara gak ada tertulis nama ku. Tapi ko yang aneh Pa Dodi  senyum-senyum saat melihat handphonenya. Hmm, mencurigakan. Rupanya sontak Pak Kepala menunjukkan pengumuman kejuaraan bilang kalau aku berhasil lolos meraih juaral 1 kembali dari puluhan siswa. Bener bener di luar nalar artinya aku lanjut provinsi ke Lembang Bandung.

Aku berangkat menuju Lembang Bandung. Saat sampai langsung ke hotel yang sudah dipersiapkam untuk peserta lomba. Kakak-kakak pinunjul yang baik hati dan ramah. Saat lomba akan dimulai rambut aku dikuncir 2 lalu masuk ke ruangan mengambil nomor urut. Dapat nomor urut 11 dari puluhan peserta. Bertemu teman-teman baru lagi deh. Super deg-degan tapi tetap berjalan lancer. Namun saat di Provinsi ternyata aku gagal teman teman. Hmm iya aku kalah hanya mendapat juara 2. Tapi aku masih bisa tersenyum karena meminum bajigur khas Lembang. Gakpapa masih banyak lain hari, ini sudah cukup menjadi pengalaman paling istimewa. Belajar tentang percaya diri, naklukin ketakutan, usaha dan doa. Guru-guru yang mendukung, berprasangka baik dan mengenal teman-teman baru dari berbagai sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *